Semoga
Hari ini tim mading kelompokku mengirim hasil karya mading kami ke UIN fakultas dakwah.
Semoga pengalaman pertamaku ini tidak mengecewakan yya :D , harapku sih selalu begitu. amin amin :)Aku berharap banyak, diwaktuku sekarang banyak sertifikat lomba kejuaraan yang aku dapatkan. Semoga Tuhan membimbingku :D
Rahasia Sekeping Uang Logam
Ini untuk pertama kalinya aku berulang tahun di negeri orang. Tidak ada teman, saudara, atau tetangga sebelah rumah yang bisa kuajak merayakannya. Ah, tapi tak apa-apa. Aku masih punya Mama, Papa, dan ...
“Alia!” panggil Usagi, teman sebangkuku yang selalu menemaniku selama aku tinggal di jepang, “Hari ini kamu ulang tahun, kan? Selamat, ya! Semoga panjang umur,” Usagi mengulurkan tangan.
“Terima kasih,” aku membalas uluran tangannya.
Usagi merapatkan mantel putihnya, begitu juga aku. Musim salju mulai turun. Semua murid memakai mantel tebal. Aku dan Usagi menuju halte bus.
“Kok, kamu sepertinya tidak bahagia?” tanya Usagi lagi.
Aku mengedikkan bahu. Aku memang agak sedih karena tidak ada yang merayakan ulang tahunku. Tiba-tiba mataku tertuju pada kilauan benda kecil di depanku. Segera kuambil. Owww ... sekeping uang logam.
“Uang logam tahun berapa?” Usagi merebut logam itu dari tanganku. “Hebat!” teriaknya tiba-tiba, cukup mengagetkan. “Li, ini benar-benar hari keberuntungan buat kamu!” lanjutnya.
“Apa maksudmu?” tanyaku tidak mengerti.
“Menurut orang jepang, kalau kita menemukan uang logam pada hari ulang tahun, dan tahun pembuatan uang logam tersebut sesuai dengan tahun kelahiran kita, maka tiga permintaan kita akan dikabulkan!” jelas Usagi panjang lebar.
Aku tersenyum, “Aku tidak percaya,” kataku.
“Kamu harus percaya. Tuhan sedang berbaik hati pada kamu!” Usagi mengembalikan uang logam itu. Kulihat tahun pembuatannya sama dengan tahun kelahiranku.
“Ayo Alia, sekarang kamu harus minta sesuatu!” Usagi terus memaksa. aku tidak percaya, tapi tidak apa-apalah.
“Kalau begitu aku akan minta kepada Tuhan, supaya hari ini ada matahari bersinar!” kataku akhirnya. Beberapa saat kemudian permintaanku itu benar-benar dikabulkan Tuhan.
“Lihat Alia!” teriakan Usagi, “Lihat! Matahri muncul di balik awan!”
Ah, aku hampir-hampir tidak percaya. Matahari muncul di langit sana, padahal sekarang musim salju!
“Betul, kan, apa yang kubilang. Tuhan sedang berbaik hati sama kamu. Sekarang, coba ajukan permintaan kedua! Ayo, Alia!” kata Usagi.
“Aku mau hadiah bunga sakura!” aku mengucapkan permintaan kedua.
Diiin! Diiin! Bus yang aku tunggu datang.
“Aku pulang dulu, ya! Nanti aku telepon!” kataku sebelum masuk bus. Usagi mengangguk, lalu melambaikan tangan.
Di dlam bus aku tersenyum sendiri. Apa benar yang dikatakan Usagi? Ah, aku yakin itu hanya kebetulan saja. mana mungkin uang logam bisa membawa keberuntungan? Aku tak yakin permintaan kedua terkabul.
“Stop!” teriakku sampai di depan rumahku.
“Cepat masuk Alia!” kata Mama begitu pintu dibuka. Sepertinya sebentar lagi akan ada badai salju.
Aku mencium tangan Mama lalu masuk ke kamar. Sekali lagi aku terkejut. Di kamarku sudah ada beberapa tangkai bunga sakura.
“Itu bunga dari Tante Irma. Tadi dia ke sini,” Mama menjelaskan.
Ya Tuhan ... Usagi benar! Aku menuju telepon dan memijit nomor telepon Usagi. Kebetulan ia sudah sampai di rumah. Aku ceritakan permintaan keduaku itu.
“Sekarang apa permintaan terakhir kamu?” tanya Usagi.
Aku garuk-garuk kepala, “Aku ... aku tidak tahu.”
“Begini saja, bagaimana kalau kamu minta pada tuhan agar hasil ulanganmu selalu yang terbaik!” usul Usagi beberapa saat kemudian.
“Ah, kamu ada-ada saja!” tolakku.
“Ini kesempatan baik Alia!”
“Tidak! Itu nanti akan membuatku malas belajar!”
“Tapi ...”
Sekitar seperempat jam aku berdebat dengan Usagi. Hingga akhirnya aku dan Usagi bertengkar. Usagi membanting telepon. Aku juga membanting telepon.
“Ada apa sih?” tanya Mama melihat kelakuanku. “Tidak baik membanting-banting telepon!”
“Habis Usagi duluan,” gerutuku.
“Memangnya ada apa?” tanya Mama lagi.
Aku menarik napas sejenak, lantas menceritakan semuanya. Tentang uang logam itu, tentang permintaan pertama dan keduaku yang dikabulkan, dan tentang permintaan terakhir yang membuatku membanting telepon.
“Kamu benar! Meskipun Tuhan sedang berbaik hati padamu, tapi sebaiknya jangan menuruti permintaan Usagi itu,” Mama mendukungku.
“Lalu aku minta apa?” tanyaku sebelum Mama meninggalkanku.
Mama menghentikan langkahnya, “Bagaimana kalau kamu minta sahabat saja? iya, seorang sahabat sejati!” katanya.
Sahabat? Ya! Kenapa tidak? Akhirnya aku minta pada Tuhan supaya diberi seorang sahabat sejati. Aku lalu masuk kamar, mengganti pakaian, lalu menuju meja makan. Aku barus saja menyiapkan piring ketika bel berbunyi. Kudengar Mama membuka pintu.
“Alia!” panggil Usagi, teman sebangkuku yang selalu menemaniku selama aku tinggal di jepang, “Hari ini kamu ulang tahun, kan? Selamat, ya! Semoga panjang umur,” Usagi mengulurkan tangan.
“Terima kasih,” aku membalas uluran tangannya.
Usagi merapatkan mantel putihnya, begitu juga aku. Musim salju mulai turun. Semua murid memakai mantel tebal. Aku dan Usagi menuju halte bus.
“Kok, kamu sepertinya tidak bahagia?” tanya Usagi lagi.
Aku mengedikkan bahu. Aku memang agak sedih karena tidak ada yang merayakan ulang tahunku. Tiba-tiba mataku tertuju pada kilauan benda kecil di depanku. Segera kuambil. Owww ... sekeping uang logam.
“Uang logam tahun berapa?” Usagi merebut logam itu dari tanganku. “Hebat!” teriaknya tiba-tiba, cukup mengagetkan. “Li, ini benar-benar hari keberuntungan buat kamu!” lanjutnya.
“Apa maksudmu?” tanyaku tidak mengerti.
“Menurut orang jepang, kalau kita menemukan uang logam pada hari ulang tahun, dan tahun pembuatan uang logam tersebut sesuai dengan tahun kelahiran kita, maka tiga permintaan kita akan dikabulkan!” jelas Usagi panjang lebar.
Aku tersenyum, “Aku tidak percaya,” kataku.
“Kamu harus percaya. Tuhan sedang berbaik hati pada kamu!” Usagi mengembalikan uang logam itu. Kulihat tahun pembuatannya sama dengan tahun kelahiranku.
“Ayo Alia, sekarang kamu harus minta sesuatu!” Usagi terus memaksa. aku tidak percaya, tapi tidak apa-apalah.
“Kalau begitu aku akan minta kepada Tuhan, supaya hari ini ada matahari bersinar!” kataku akhirnya. Beberapa saat kemudian permintaanku itu benar-benar dikabulkan Tuhan.
“Lihat Alia!” teriakan Usagi, “Lihat! Matahri muncul di balik awan!”
Ah, aku hampir-hampir tidak percaya. Matahari muncul di langit sana, padahal sekarang musim salju!
“Betul, kan, apa yang kubilang. Tuhan sedang berbaik hati sama kamu. Sekarang, coba ajukan permintaan kedua! Ayo, Alia!” kata Usagi.
“Aku mau hadiah bunga sakura!” aku mengucapkan permintaan kedua.
Diiin! Diiin! Bus yang aku tunggu datang.
“Aku pulang dulu, ya! Nanti aku telepon!” kataku sebelum masuk bus. Usagi mengangguk, lalu melambaikan tangan.
Di dlam bus aku tersenyum sendiri. Apa benar yang dikatakan Usagi? Ah, aku yakin itu hanya kebetulan saja. mana mungkin uang logam bisa membawa keberuntungan? Aku tak yakin permintaan kedua terkabul.
“Stop!” teriakku sampai di depan rumahku.
“Cepat masuk Alia!” kata Mama begitu pintu dibuka. Sepertinya sebentar lagi akan ada badai salju.
Aku mencium tangan Mama lalu masuk ke kamar. Sekali lagi aku terkejut. Di kamarku sudah ada beberapa tangkai bunga sakura.
“Itu bunga dari Tante Irma. Tadi dia ke sini,” Mama menjelaskan.
Ya Tuhan ... Usagi benar! Aku menuju telepon dan memijit nomor telepon Usagi. Kebetulan ia sudah sampai di rumah. Aku ceritakan permintaan keduaku itu.
“Sekarang apa permintaan terakhir kamu?” tanya Usagi.
Aku garuk-garuk kepala, “Aku ... aku tidak tahu.”
“Begini saja, bagaimana kalau kamu minta pada tuhan agar hasil ulanganmu selalu yang terbaik!” usul Usagi beberapa saat kemudian.
“Ah, kamu ada-ada saja!” tolakku.
“Ini kesempatan baik Alia!”
“Tidak! Itu nanti akan membuatku malas belajar!”
“Tapi ...”
Sekitar seperempat jam aku berdebat dengan Usagi. Hingga akhirnya aku dan Usagi bertengkar. Usagi membanting telepon. Aku juga membanting telepon.
“Ada apa sih?” tanya Mama melihat kelakuanku. “Tidak baik membanting-banting telepon!”
“Habis Usagi duluan,” gerutuku.
“Memangnya ada apa?” tanya Mama lagi.
Aku menarik napas sejenak, lantas menceritakan semuanya. Tentang uang logam itu, tentang permintaan pertama dan keduaku yang dikabulkan, dan tentang permintaan terakhir yang membuatku membanting telepon.
“Kamu benar! Meskipun Tuhan sedang berbaik hati padamu, tapi sebaiknya jangan menuruti permintaan Usagi itu,” Mama mendukungku.
“Lalu aku minta apa?” tanyaku sebelum Mama meninggalkanku.
Mama menghentikan langkahnya, “Bagaimana kalau kamu minta sahabat saja? iya, seorang sahabat sejati!” katanya.
Sahabat? Ya! Kenapa tidak? Akhirnya aku minta pada Tuhan supaya diberi seorang sahabat sejati. Aku lalu masuk kamar, mengganti pakaian, lalu menuju meja makan. Aku barus saja menyiapkan piring ketika bel berbunyi. Kudengar Mama membuka pintu.
Salah Nurunin Resleting
Tumini seorang wanita dewasa pegawai sebuah kantor swasta asing pagi itu mau berangkat kerja dan lagi menunggu bus kota di mulut gang rumahnya. Seperti biasa pakaian yang dikenakan cukup ketat, roknya semi-mini, sehingga bodinya yang seksi semakin kelihatan lekuk likunya.
Kini Tiba Saatnya
PENGUMUMAN HASIL LOMBA MENULIS NASIONAL UNTUK REMAJA 2011 DENGAN TEMA ANAK DAN NILAI-NILAI LUHUR
Jakarta, 15 November 2011
sekilas SIRIH MERAH
Sirih merah sering ditanam atau dipelihara sebagai tanaman hias. Maklum, tanaman yang masuk dalam keluarga piperaceae ini menarik dipandang mata. Tapi kegunaannya tak sebatas menarik mata dan memperindah halaman atau taman. Sirih merah juga punya manfaat yang besar, baik terhadap kesehatan maupun kecantikan. Sudah sejak dulu, sirih merah digunakan oleh para leluhur kita untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Kini Itu Hampir Tiada
“Ajining dhiri gumantung saka obahing lathi”
Peribahasa jawa tersebut berarti seseorang akan dihargai sesuai perkataannya. Telah banyak memudarnya nilai-nilai luhur tentang tata karma yang semakin terlihat jelas melalui bahasa-bahasa modern ataupun bahasa asing yang sering kita dengar. Nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia selama ini yang telah terangkum menjadi kesatuan utuh dalam Pancasila yang sebetulnya juga bersumber dari nilai-nilai agama yang tumbuh di Indonesia, mulai banyak ditinggalkan. Memudarnya nilai-nilai luhur tersebut terlihat sangat jelas pada aksi kekerasan yang mengatasnamakan kekompakan atau solidaritas kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti berkurangnya semangat gotong royong terutama di kota-kota besar, adanya tawuran antar pelajar, tawuran antar warga atau aksi teror atas nama agama. Rasa patriotisme sekarang telah berubah menjadi rasa premanisme. Penggunaan kekerasan dalam menangani suatu masalah antar kelompok dianggap sebagai solusi terbaik. Begitu juga dengan nilai musyawarah untuk mencapai mufakat telah berubah menjadi tindakan saling memaksakan kehendak dan suap-menyuap. Nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab telah memudar menjadi kasus pelanggaran hak asasi manusia terutama hak-hak anak seperti kasus perdagangan anak, pemerkosaan terhadap anak dan lainnya.
AKU :D
AKU adalah Festia Gaby Disa Putri. Lahir pada 10 Desember 1994. Rumahku skg di Padokan Kidul, Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yk. AKU adalah anak pertama dr 2 bersaudara. Adikku laki-laki, namanya Gustyn, dia masih sangat lucu loh :D
AKU cewek berusia 16 tahun (17nya masih Desember bsk hehe) berkulit sawo matang haha :), bertinggi 170 cm dan berberat 49 kg. haha
perjalanan karirku wesseh, mksdku perjalanan pendidikanku hehe
TK INDRIYASANA PADOKAN
SD KANISIUS PUGERAN I
SMP 16 YK
SMA N 1 SEWON BANTUL
AKU punya cerita sedih dalam perjalanan mencapai senior high schoolku, tp tdk akn kuceritakan disini,
aku takut aku akan menangis lagi bila mengingatnya hehe :D
Oke, sampai disini ya cuap cuapku, ntar kalian semua bosen lagi bacanya, sambil menggerutu "panjang bgd sih, apa uniknya coba?!" haha
mungkin emg gk ada uniknya, cm pengen nulis aja, so what kalian mau ngmg apa HAHA :D
AKU cewek berusia 16 tahun (17nya masih Desember bsk hehe) berkulit sawo matang haha :), bertinggi 170 cm dan berberat 49 kg. haha
perjalanan karirku wesseh, mksdku perjalanan pendidikanku hehe
TK INDRIYASANA PADOKAN
SD KANISIUS PUGERAN I
SMP 16 YK
SMA N 1 SEWON BANTUL
AKU punya cerita sedih dalam perjalanan mencapai senior high schoolku, tp tdk akn kuceritakan disini,
aku takut aku akan menangis lagi bila mengingatnya hehe :D
Oke, sampai disini ya cuap cuapku, ntar kalian semua bosen lagi bacanya, sambil menggerutu "panjang bgd sih, apa uniknya coba?!" haha
mungkin emg gk ada uniknya, cm pengen nulis aja, so what kalian mau ngmg apa HAHA :D
Langganan:
Postingan (Atom)